![]() |
Source: missrepresentation |
Premenstrual Syndrome atau dikenal dengan
sebutan PMS seringkali menjadi momok bagi para wanita. Kurang lebih 85% wanita
usia produktif antara 25-35 tahun mengalami satu atau lebih gejala dari PMS.
Gejala-gejala PMS ini bisa berupa gejala fisik maupun gejala mental. Pada
gejala fisik, biasanya wanita yang sedang PMS akan merasa lebih cepat lelah,
timbul jerawat di wajah (wah, kalau ini sepertinya paling ditakuti), nyeri pada
perut bagian bawah dan punggung, nyeri pada payudara, dan gangguan saluran
cerna. Sedangkan gejala mental bisa berupa bad mood sepanjang hari sampai
membuat orang di sekelilingnya kalang kabut, konsentrasi jadi terganggu dan
susah tidur (insomnia).
Beberapa wanita menjadi sangat parno dengan
PMS ini, aku termasuk salah satunya. Jika sudah masuk tanggal-tanggal
"merah", aku selalu was-was. Pasalnya, sejak awal menstruasi aku
selalu mengalami yang namanya gejala PMS ini. Dulu waktu SMP bahkan pernah
sampai pingsan gara-gara tidak kuat menahan nyeri perut. Semua orang jadi cemas
dan bingung, sampai-sampai mau dibawa ke rumah sakit segala, untung saja aku
segera siuman. Ternyata tidak cuma aku yang mengalami hal seperti itu, beberapa
teman pun mengaku pernah mengalaminya. Bisa dibilang saat PMS ini adalah
hari-hari terberat bagi seorang wanita. Pekerjaan bisa saja terabaikan hanya
karena tiba-tiba nyeri perut dan jadi bad mood.
Saat memasuki masa PMS inilah wanita
memerlukan dukungan orang-orang di sekitar, yang dapat mengerti apa yang
dirasakannya. Saat PMS wanita cenderung lebih sensitif sehingga gangguan
sekecil apapun bisa menjadi masalah yang besar. Nah, di sinilah orang-orang
terdekatnya harus bisa memahami. Bukan kami -para wanita- menjadi egois dan
semena-mena saat PMS, tapi memang keadaan mental yang mendorong munculnya sifat
tersebut. Sehingga yang perlu dilakukan orang-orang di sekitar hanyalah sebuah
"pengertian" dan "pemahaman".
Sebenarnya gejala-gejala PMS ini bisa saja
dihindari (minimal dikurangi) apabila kita -para wanita- mengikuti pola hidup
sehat. Hindari makanan yang mengandung garam tinggi, terlalu manis, kafein dan
alkohol. Rajin olahraga setiap hari, tidur cukup dan hindari stress. Kalau
masih merasakan gejala PMS (terutama nyeri perut), perasan kunyit dan madu bisa
menjadi alternatif pengobatan. Biasanya wanita zaman sekarang tidak mau
repot-repot membuat jamu kunyit tersebut, selain membuang waktu, juga membuat
bekas kunyit di tangan susah dihilangkan. Apa ada solusi lain? Tentu, sekarang
sudah zaman modern, banyak tersedia obat-obat penghilang rasa nyeri saat PMS. Namun,
perlu diingat, jangan sembarangan memilih obat pereda nyeri perut saat PMS.
Pilihlah obat-obatan herbal yang aman dikonsumsi oleh tubuh dalam jangka
panjang. Kalau tidak, bukan hanya nyeri tidak reda, bisa-bisa malah jadi fatal
bagi kesehatan kita.
Jadi, bagi para wanita, tak perlu risau
menghadapi fase PMS apabila sudah tahu "strategi"-nya. Yang penting
pola hidup sehat harus terus dijalankan, itu kuncinya. Always keep healthy and
enjoy your day!
ref: sweetrabbit
-rdp-
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar