Menjadi seorang mahasiswa di era pesatnya perkembangan teknologi
seperti sekarang ini membuat segala sesuatu menjadi lebih modern. Semua
perangkat perkuliahan sudah tersentuh dengan yang namanya teknologi modern.
Tugas-tugas pun tak perlu lagi ditulis dengan tangan atau diketik dengan mesin
ketik yang hasilnya tak serapi jika diketik menggunakan komputer. Masalahnya,
setelah diketik ke komputer, untuk menghasilkan hard copy maka
diperlukan sebuah alat untuk mencetak dokumen, atau biasa kita kenal sebagai printer.
Bayangkan saja
jika tidak mempunyai printer sendiri jika setiap kali mendapat tugas
dari dosen harus di-print. Hal itu tentu akan sangat merepotkan, apalagi
jika harus print di luar, biayanya pasti akan lebih mahal dibanding
ketika mempunyai printer sendiri. Meskipun awalnya harus membeli sekitar
satu jutaan, tapi printer tersebut bisa menjadi investasi bagi kita.
Mengapa printer saya katakan sebagai investasi? Karena dengan mempunyai printer, kita
tidak perlu repot-repot antre di tukang print dan menghabiskan waktu
seharian di sana, belum lagi biaya per lembarnya yang mencapai Rp 500,- (untuk
hitam) dan Rp 1.000,- (untuk warna). Selain itu, printer yang kita
punya, bisa kita jadikan alat untuk penambah uang saku dengan membuka usaha
pencetakan dokumen bagi orang-orang yang membutuhkan dengan harga yang lebih
murah dari tempat pencetakan lain, tetapi masih bisa mendapatkan keuntungan.
Sebagai seorang
mahasiswa, kebutuhan akan printer jauh lebih tinggi dibanding ketika
waktu SMA maupun SMP. Apalagi kalau sudah menginjak skripsi atau tugas akhir. Printer
menjadi harta yang tak ternilai bagi mahasiswa. Setiap kali maju bimbingan
skripsi atau tugas akhir, pasti akan mendapatkan tanda cinta dari dosen
pembimbing (baca: revisi) dan itu tandanya si mahasiswa harus memperbaiki dan
mencetak lagi hingga berkali-kali. Jika menggunakan jasa pencetak dokumen di
luar, itu akan sangat merepotkan dan menguras kantong. Yang pasti, jika sudah
menjadi mahasiswa, saya sarankan untuk memiliki printer sendiri agar
lebih efisien.
Pemilihan printer
juga jangan asal. Tidak semua printer itu sama kualitasnya. Apalagi printer
tersebut akan digunakan dalam jangka waktu yang lama. Mahasiswa harus melek
produk, teliti sebelum membeli agar tidak menyesal di akhir.
![]() |
Printer Epson L110 |
Saya pernah
melihat-lihat beberapa produk printer, namun entah kenapa saya merasa
cocok saat pertama kali melihat printer Epson L Series. Tepatnya Epson
L110. Dari segi bentuknya yang tidak memakan banyak ruang, harga yang ekonomis
dan kualitas yang tak perlu lagi diragukan jika itu diproduksi oleh Epson. Epson
L110 cocok untuk mahasiswa karena bisa mencetak hingga 15.000 halaman dengan
kecepatan 27 ppm (hitam) dan 15 ppm (warna). Selain itu, printer ini
juga bisa mencetak gambar maupun foto dengan cetakan tinggi yang luar biasa. Dengan
harga sekitar 1,4 jutaan itu termasuk harga yang ekonomis untuk kualitas
seperti Epson L110, apalagi printer ini menggunakan botol asli tinta
Epson dengan harga tinta yang cukup murah, yaitu sekitar Rp 69.000,-. Satu
botol tinta bisa mencetak sampai 4000 lembar. Kurang apa lagi coba?
![]() |
Special tubes in the printer ensure smooth and reliable ink flow at all times |
Tinta sering bocor
dan tumpah ke mana-mana? Tenang, Printer Epson L110 ini sudah
menggunakan choke valve control untuk menghindari agar tinta tidak mudah
bocor dan tumpah ke mana-mana. Kan sayang, kalau tinta cepat habis gara-gara
tumpah ke mana-mana. Masih kurang? Oke, karena Epson berbaik hati, maka untuk
Epson L110 ini memberikan jaminan produk hingga 1 tahun.
![]() |
choke valve control to minimize messy leaks and ink wastage |
Berikut spesifikasi printer Epson L110:
![]() |
klik untuk memperbesar sumber: dari sini |
Lebih lengkap
dapat dilihat di sini.
So, tunggu apa lagi? Buruan beli, sebelum tugas-tugas dan skripsi
menghantuimu!
Referensi: